Sudah berapa lama aku melihat kursor bergerak, membentuk
kedipan yang mengerikan. Ya, mengerikan karena aku tidak bisa berpikir. Aku tidak
bisa mengerti lagi kemana semua inspirasi itu. Menghilang. Menghilang ketika
aku membutuhkan pengalihan. Pengalihan yang menjadi satu-satunya tempat aku
berlari. Berlari dari dunia yang ternyata lebih kejam daripada yang kukira.
Ya, sebuah dunia yang dulu tampak lebih baik. Tetapi,
tampaknya aku salah. Sebuah dunia yang tidak mengenalmu di dalamnya. Sebuah
dunia yang memujaku bukan kamu.
Ini benar-benar menakutkan ketika tidak ada lagi imajinasi
tercipta saat sumbernya direnggut. Aku sudah berlari terlalu jauh untuk menenggelamkan sesuatu yang tidak bisa ditenggelamkan dengan mudah. Seharusnya
kamu berada di penjara terdalam. Tanpa sinar matahari. Tanpa makanan dan
minuman. Dan kini ketika kamu sudah berada disana, aku tidak menyangka kalau
aku lah yang hidup tanpa matahari. Kelaparan dan kehausan.
Inspirasi itu milikku. Milikku untuk digunakan. Dan kini
inspirasi itu dicuri. Aku bahkan tidak bisa lagi menuliskan imajinasi. Sesuatu
yang seharusnya hitam putih kini menjadi abu-abu. Samar. Tidak terlihat. Bahkan
olehku, pemilik pena itu.
Ketika semua cerita telah berakhir. Ketika aku bahkan tidak
tahu bagaimana hal tragis ini dimulai. Ketika bahkan bukan aku yang menentukan
akhir dari segalanya. Ketika aku tidak lagi bisa mengikuti alurnya.
AKU PENULISNYA!
Tetapi semua rangkaian kata itu menelantarkanku...untukmu.
Sekarang aku berharap mereka kembali. Atau kah mereka hanya
akan kembali bila kamu kembali?
Pertanyaan yang mengerikan. Terlalu mengerikan untuk dijawab
ataupun dibiarkan.
Namun tetap, akulah penulisnya.
No comments:
Post a Comment